Kamis, 20 Desember 2018

Organisasi dan Arsitektur Komputer


Pengertian dari Arsitektur & Organisasi Komputer yaitu, Arsitektur Komputer mempelajari atribut ‑ atribut sistem komputer yang terkait dengan seorang programmer. contoh: set instruksi, aritmetilka yang digunakan, teknik pengalamatan, mekanisme I/0. Sedangkan Organisasi Komputer mempelajari bagian yang terkait dengan unit‑unit operasional computer dan hubungan antara komponen sistem komputer. contoh: sinyal kontrol, interface, teknologi memori.
Arsitektur & Organisasi Komputer juga memiliki perbedaan yaitu:
Arsitektur Komputer
Adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah Arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue gene, dll.
Organisasi Komputer
Adalah bagian yang terkait erat dengan unit – unit operasional dan interkoneksi antar komponen penyusun sistem komputer dalam merealisasikan aspek arsitekturalnya. Contoh aspek organisasional adalah teknologi hardware, perangkat antarmuka, teknologi memori, dan sinyal – sinyal kontrol.
Arsitektur komputer lebih cenderung pada kajian atribut – atribut sistem komputer yang terkait dengan seorang programmer. Contohnya, set instruksi, aritmetika yang digunakan, teknik pengalamatan, mekanisme I/O.
Dan juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya.
Struktur & Fungsi :
-Struktur adalah sistem yang berinteraksi dengan cara tertentu dengan dunia luar.
-Fungsi adalah operasi dari masing-masing komponen yang merupakan bagian dari struktur.
Fungsi dari komputer adalah :
·                     Fungsi Operasi Pengolahan Data
·                     Fungsi Operasi Penyimpanan Data
·                     Fungsi Operasi Pemindahan Data
·                     Fungsi Operasi Kontrol 
Unit Fungsional Dasar Komputer
Ada 5 unit fungsional dasar dari komputer :
·                     Input
·                     Memori
·                     Arithmetic dan logic
·                     Control
·                     Output
Input diterima dari informasi yang diberikan pengguna melalui alat-alat input, misalnya keyboard dan mouse. Informasi ini lalu disimpan dalam memori komputer untuk penggunaan berikutnya atau proses selanjutnya yang dilakukan oleh arithmetic dan logic (ALU) atau bagian dari prosesor, untuk mendapatkan pengolahan yang diinginkan. Lalu, hasil pengolahan ini dikirim balik ke pengguna dengan alat output, seperti monitor dan speaker. Semua proses di atas dikoordinasi oleh unit kontrol.

Gambar Teknik


Assalamualaikum, salam sobat semua. ketika memasuki dunia keteknikan maka kita tidak akan luput dari gambar teknik, entah itu gambar arsiktektur, sipil, elektrical dsb. namun menurut saya, masih ada beberapa diantara sobat yang masih belum faham Pengertian gambar teknik dan fungsinya, maka dari itu  grafis-media.website akan membahasnya secara tuntas pada pertemuan ini.

Sebelum kita membahas apa itu gambar teknik, maka haruslah mengetahui definisi gambar itu sendiri. Gambar adalah suatu perpaduan antara titik, garis, bidang dan warna yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat diartikan oleh mata manusia.

Pengertian Gambar Teknik

Gambar teknik adalah gambar yang digunakan sebagai alat komunikasi antara perencana dan pelaksana dalam proses pembangunan maupun pembuatan objek. entah itu bangunan rumah ataupun objek berupa meja, kursi, perabot (furniture) dsb. 

Mengapa gambar teknik dikatakan alat komunikasi ? karena secara umum, gambar teknik tidak sembarang orang bisa membuatnya. perlu seseorang yang ahli dibidang teknik yaitu perencana atau desainer untuk menjelaskan secara detail tentang bagaimana objek bisa terbentuk. mulai dari bentuk secara 2dimensi diikuti dengan ukuran-ukurannya sampai dengan gambar 3dimensi agar lebih mudah di fahami oleh pelaksana atau orang yang akan membuat gambar itu menjadi nyata.
Lantas apa itu gambar kerja ? gambar kerja adalah gambar panduan sebagai acuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan dilapangan, biasanya disebut shopdrawing. gambar kerja masih bagian dari gambar teknik.

Ciri-ciri Gambar Teknik

Ada banyak sekali macam-macam gambar yang bisa kita temui, namun yang membedakannya dengan gambar teknik adalah cara penyajiannya. adapun ciri-ciri gambar teknik adalah sebagai berikut :
  1. Memiliki Skala tercantum didalamnya, agar kita mengetahui perbandiangan ukuran aslinya.
  2. Memiliki dimensi 
  3. Memiliki detail dari gambar utama. agar pelaksana lebih mudah mengetahui bentuk aslinya.
  4. Terdapat perbedaan garis, yang memiliki arti tersendiri.
  5. Setiap item pada gambar, memiliki nama sendiri.
  6. Mempunyai keterangan dan spesifikasi pada bagian element tertentu.
  7. Warna hitam putih, untuk gambar kerja. supaya lebih mudah dibaca dan diperbanyak.

Contoh Gambar Teknik

Setelah memahami apa itu gambar teknik serta cirikhasnya, maka saya akan memberikan contoh gambar teknik agar mengerti perbedaanya dengan gambar lainnya.

Gambar denah rumah beserta tampaknya.
sumber :autocadline.blogspot.co.id/

Gambar kerja detail interior rumah yang menjelaskan ukuran serta spesifikasi bahan material bangunan yang digunakan. gambar teknik ini digunakan sebagai media komunikasi antara pelaksana dengan perencana. dimana pelaksana membaca gambar dan melakukan pekerjaan pembuatan dinding interior sesuai ukuran, bentuk, dan material pada gambar.
Design by Safri ST


Setelah gambar diatas sudah siap, maka dilanjutkan membuat gambar 3dimensi rendering, agar lebih mudah difahami seperti apa gambaran aslinya. jenis gambar 3d kini sudah sering kita temui, soalnya orang akan lebih mengerti kondisi desain sebelum mulai merealisasikannya.
design by Safri ST
Dari beberapa contoh diatas diatas, saya yakin sobat bisa lebih mengerti tentang gambar teknik. yang terpenting adalah membuat gambar kerja yang mudah dipahami oleh pembacanya, apalagi tukang. soalnya ujung-ujungnya tukanglah yang akan mengerjakannya.

Fungsi Gambar Teknik

Semua gambar yang ada pasti memiliki fungsi dan tujuan. walaupun gambar itu dibuat tanpa dasar apapun, akan tetapi persepsi orang melihatnya pasti akan berbeda-beda. tujuan gambar teknik dibuat untuk membuat orang berpikir satu tujuan. misalnya, gambar kerja denah rumah, sudah pasti setiap yang melihat akan beranggapan ini adalah langkah awal sebelum menjadi sebuah rumah nyata.

Adapun Fungsi gambar teknik secara umum adalah :
  1. Alat komunikasi
  2. Menyampaikan informasi
  3. Arsip perencana
  4. Instruksi

Aplikasi Membuat Gambar Teknik

Jika sobat ingin memasuki dunia keteknikan, maka ada beberapa aplikasi desain yang buat khusus untuk perencana/pembuat gambar teknik. aplikasi ini sudah memiliki fitur yang memang sudah menjadi landasan dalam proses pemembuat gambar teknik. diantaranya :


  • Autocad
  • Sketchup
  • 3dmax
  • Archicad
  • dsb.

Selain aplikasi digital, masih banyak cara untuk membuat gambar teknik. seperti yang kita ketahui bahwa sejak dahulu belum ada kata digital jadi para desainer menggunakan alat seadanya. pada perkuliahan juga masih tetap diajarkan cara untuk membuat gambar teknik secara manual. adapun alat dan bahannya, adalah :
  1. Pensil gambar
  2. Pulpen
  3. Mistar, melputi mistar siku-siku, busur derajat dll.
  4. Meja Gambar
  5. Kertas
  6. Jangka

Pengukuran Listrik


BAB I
PENDAHULUAN

SATUAN DAN STANDAR
Ilmu pengukuran listrik merupakan bagian integral dari pada ilmu fisika. Kebanyakan alat ukur yang digunakan sekarang pada prinsipnya sama dengan alat ukur konvensional, tetapi sudah banyak mengalami perbaikan tentang ketelitiannya.
Untuk menetapkan nilai dari beberapa besaran yang bisa diukur, harus diketahui dulu nilai, jumlah dan satuannya. Jumlah biasanya ditulis dalam bentuk angka-angka sedangkan satuannya menunjukkan besarannya.
Pengertian tentang hal ini adalah p enting dan harus diketahui dan disetujui bersama oleh teknisi-teknisi antara bangsa-bangsa karena dengan melihat macam satuannya maka dapat diketahui besaran pada alat ukurnya.
Untuk menetapkan sistrem satuan ini dibentuklah suatu komisi standar internasional. Sistem satuan yang pertama adalah C.G.S. (Centimeter, Gram, Second) sebagai dasar. Ada dua sistem C.G.S. yang digunakan yaitu C.G.S. elektrostatis dan C.G.S. elektrodinamis. Dalam pengukuran listrik yang banyak digunakan adalah yang kedua.

A. SISTEM SATUAN C.G.S DAN SATUAN PRAKTIS

Satuan-satuan praktis yang sering digunakan dalam pengukuran-pengukuran besaran 
listrik adalah :
Arus Listrik         (I)    =   Ampere ( A )
Tegangan            (V)   =   Volt ( V )
Tahanan              (R)   =   Ohm ( W )
Daya Semu         (S)    =   Voltampere ( VA)
Daya Nyata         (P)   =   Watt ( W )
Daya Reaktif       (Q)   =  Voltampere reaktif ( VAR )
Induktansi           (L)    =  Henry ( H )
Kapasitansi         (C)   =   Farad ( F )
Muatan Listrik    (Q)   =   Coulomb ( C )
Tahun 1901 diusulkan sistem satuam Meter, Kilogram, Second (M.K.S.). Sistem ini 
merupakan pengembangan sistem C.G.S. dimana panjang dalam meter, berat dalam 
kilogram dan waktu dalam detik. Sehingga dalam sistem ini adalah sebagai berikut :
Luas               = m2
Volume          = m3
Kecepatan      = m/det
Gaya              = newton
Kerja, Energi = joule
Daya              = watt
Kuat arus       = ampere
Tegangan       = volt

Alat Ukur
Secara umum alat ukur ada 2 type yaitu :
- Absolute Instruments
Merupakan alat ukur standar yang sering digunakan di laboratorium-laboratorium dan 
jarang dijumpai dalam pemakaian di pasaran lagi pula alat ini tidak memerlukan 
pengkalibrasian dan digunakan sebagai standar.
- Secondary Instruments
Merupakan alat ukur dimana harga yang ditunjukkan karena adanya penyimpangan dari 
alat penunjuknya dan ternyata dalam penunjukan ada penyimpangan maka alat ini harus 
lebih dulu disesuaikan/dikalibrasi dengan membandingkan dengan absolute instruments 
atau alat ukur yang telah lebih dulu disesuaikan.

Alat ukur dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Alat ukur analog – jarum
b. Alat ukur digital – angka elektronik


BAB II
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PENGUKURAN


Didalam pengukuran listrik selalu dijumpai kesalahan-kesalahan hasil pengamatan. 
Kesalahan tersebut dapat terjadi karena sipengamat maupun oleh keadaan sekitarnya (suhu) 
atau dari alat ukur sendiri yang membuat kesalahan. Kesalahan dari konstruksi alat sendiri 
besarnya ditentukan oleh pabrik. Sebelum dibahas tentang kesalahan ini, maka perlu 
diketahui beberapa istilah yang dalam pengukuran listrik adalah sebagai berikut:
- Ketelitian (Accuracy) : angka yang menunjukkan pendekatan dengan harga yang 
ditunjukkan sebenarnya dari pada besaran yang diukur
Contoh :
Sebuah amperemeter menunjukkan arus sebesar 10A sedangkan accuracy 1% maka 
kesalahan pengukurannya adalah 1% X 10A = 0,1A sehingga harga sebenarnya dari hasil 
pengukurannya adalah (10 + 0,1)A.
- Presisi : kemampuan dari alat ukur dalam pengukurannya, bila dalam pengukurannya. 
Bila dalam pengukurannya kesalahannya kecil, maka presisinya tinggi, presisi ini 
hubungannya juga dengan accuracy.
- Sensitivitas : kemampuan alat ukur dengan input yang kecil sudah didapat perubahan 
output yang besar atau penyimpangan jarum penunjuk yang besar. Satuan sensitivitas: 
ohm/volt, secara umum sensitivitas ini hanya terdapat pada alat ukur voltmeter dimana 
tahanan dalam dari voltmeter tersebut besarnya adalah sensitivitas x dengan batas ukur 
voltmeter
- Error (kesalahan)
a. Relative Error : merupakan perbandingan antara besarnya kesalahan terhadap harga 
yang sebenarnya. Bila harga pembacaan adalah M sedang harga sebenarnya adalah 
T maka kesalahannya adalah [(M-T)/T]*100% yang dinyatakan dalam persentase, 
besar kecilnya error menunjukkan presisi dari alat ukur.

b. Kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran
- karena konstruksi yang besarnya ditentukan oleh pabrik atau berdasarkan kelas alat ukur 
tersebut
- karena pembacaan jarum penunjuk, disebabkan karena jarum penunjuk kurang runcing, 
bayangan jarum penunjuk (kesalahan paralax)
- karena letak alat ukur
- karena metode pengukuran
- karena temperatur
- karena ketidakpastian rangkaian
- karena kesalahan lain

BAB III
KLASIFIKASI ALAT UKUR


Menurut prinsip kerja dan konstruksi dari pada alat ukur listrik dapat diklasifikasikan sebagai 
berikut :
- alat ukur kumparan putar magnet permanen (PMMC)
- alat ukur besi putar
- alat ukur elektro dinamis
- alat ukur elektro statis
- alat ukur induksi
- alat ukur berdasarkan efek panas

a. Alat Ukur Kumparan Putar Magnet Permanen (PMMC)
Alat ukur ini konstruksinya terdiri dari sebuah kumparan (coil) yang dapat bergerak atau 
berputar bebas yang ditempatkan dalam medan magnet permanen. Jarum penunjuk 
diletakkan pada kumparan putarnya.








cara kerja:
bila kumparan dialiri arus searah maka kedua sisi kumparan yang berada dalam medan magnet akan timbul gaya lorenzt yang arahnya sesuai kaidah tangan kiri flamming, kedua gaya ini akan memberikan moment (kopel) sehingga kumparan akan berputar pada sumbunya dan berhenti pada kedudukan kumparan sejajar dengan bidang netral magnetik.
b. Alat ukur besi putar (Moving Iron Instrument)
Konstruksi dari alat ukur ini terdiri dari kumparan tetap dan sepasang besi lunak mudah mengalami demagnetisasi, besi lunak tersebut ditempatkan dalam ruang antara kumparan tetap dimana besi lunak yang satu ditempatkan menempel dengan kumparan tetap sedang besi lunak yang lain berhubungan dengan sumbu as dari jarum penunjuk sehingga dapat berputar/bergerak bebas.
Cara kerja :
Bila ada arus yang mengalir pada kumparan maka ruangan tersebut akan ada medan magnet yang mengakibatkan kedua besi lunak tersebut demagnetisasi dan bersifat sebagai magnet permanen. Pasangan besi lunak tersebut mempunyai sepasang kutub yang sama sehingga kutub-kutub yang sejenis akan tolak menolak dan besarnya penyimpangan tergantung dari besarnya arus yang lewat pada kumparan.
c. Alat ukur elektrodinamis
Konstruksi terdiri dari kumparan putar dan kumparan tetap, medan magnet dibangkitkan oleh kumparan tetap yang mempunyai bagian dua gulungan yang dipasang pararel satu sama lain sedang rangkaian elektrisnya dari kedua kumparan tersebut terhubung seri atau pararel.
Cara kerja :
Prinsip kerjanya sama dengan PMMC hanya saja medan magnet terjadi dibangkitkan oleh kumparan tetap
d. Alat ukur elektrostatis
Alat ukur ini bekerja atas dasar gaya elektrostatis sebagai akibat interaksi antara dua elektroda yang mempunyai beda potensial
Cara kerja :
Bila tegangan yang akan diukur ditempatkan diantara elektroda tetap dan elektroda berputar maka pada elektroda putar akan mendapatkan momen putar yang sebanding dengan V2 elektroda ini dibuat sedemikian sehingga didapatkan skala rata. Momen yang menyebabkan elektroda putar bergerak didapat dari medan elektrostatis yang terjadi diantara kedua keping elektroda yang berttindak sebagai kondensator. Alat ukur ini
untuk mengukur tegangan yang tinggi
e. Alat ukur induksi
Alat ukur ini terdiri dari piringan logam yang dapat berputar pada porosnya dan dua buah kumparan tetap.
Cara kerja :
Bila kumparan induksi dilalui arus maka akan timbul medan magnet bolak-balik sehingga menimbulkan arus putar pada piringan logam dan akan membangkitkan pula medan magnet sehingga interkasi kedua medan magnet ini akan menimbulkan momen putar/gerak pada piringan logam.

BAB IV
PENGGUNAAN AMPERE METER, VOLTMETER DAN OHM METER
a. Ampere Meter
Untuk mengukur arus dapat digunakan ampere meter, cara pemasangan ampere meter dengan beban dimana arus tersebut mengalir harus dihubungkan seri, penyimpangan jarum penunjuk menunjukkan besarnya harga arus yang tertera, bila arus yang ditunjukkan melebihi dari batas ukur maka ampere meter tersebut akan rusak.

Memperbesar batas ukur/range ampere meter
- besaran arus searah
bila batas ukur misalnya imA yang akan digunakan mengukur arus yang melebihi imA maka harus dipasang tahanan pararel Rshunt dengan ampere meter
- besaran arus bolak-balik
bila batas ukur misalnya imA yang akan digunakan mengukur arus yang melebihi imA maka harus dipasang impedansi pararel Zshunt dengan ampere meter
b. Volt Meter
Untuk mengukur tegangan dari pada terminal atau ujung darri suatu rangkaian dapat digunakan volt meter yang ditempatkan pararel terhadap beban yang hendak diketahui tegangannya. Bila tegangan yang diukur melebihi tegangan batas ukur dari voltmeter maka alat ukur tersebut akan rusak.
Memperbesar batas ukur dari voltmeter
- besaran arus searah
untuk memperbesar batas ukur dari voltmeter maka volmeter tersebut dipasangkan seri dengan tahanan Rshunt.
- besaran arus bolak-balik
untuk mengukur tegangan AC, harga impedansi total antara Rsh dan impedansi dalam dari voltmeter tergantung pada frekwensi. Untuk memperkecil kesalahan ini maka kapasitor C dipararelkan dengan Rsh, sehingga Rsh akan bersifat non induktif untuk mengkompensasi induktansi L dari meter
c. Ohm Meter
Untuk mengukur tahanan dengan pembacaan langsung didapat digunakan ohmmeter yang rangkaiannya sebagai berikut:




Elektronika Daya


1. Definisi
          Elektronika daya merupakan cabang ilmu elektronika yang berkaitan dengan pengolahan dan pengaturan daya listrik yang dilakukan secara elektronis (Rashid, M,2008). Elektronika daya berkaitan dengan pengolahan atau pemrosesan energi listrik, yakni mengubah daya listrik dari satu bentuk kebentuk lainnya dengan mengendalikan atau memodifikasi bentuk tegangan atauarusnya menggunakan peranti elektronik (Singh, 2008). Ruang lingkup elektronika daya meliputi: Elektronika, Teori rangkaian listrik, Sistem kontrol, Elektromagnetika, Mesin – mesin listrik, Sistem tenaga listrik, Komponen semikonduktor dan komputer (Acha, E, 2002).
           Sistem elektronika merupakan dasar utama pada aplikasi elektronika daya. Sistem elektronika akan membahas tentang peralatan elektronika yang terdiri dari semikonduktor dan komponen lainnya dalam suatu rangkaian elektronika. Untuk mempelejari elektronika daya diperlukan pemahaman terhadap materi rangkaian elektronika baik analog maupun digital.
          Sistem Tenaga Listrik, objek utama dalam apliksasi elektronika daya dimana peralatan dan sistem yang memiliki daya (tegangan dan arus) listrik yang cukup besar. Oleh karena itu untuk lebih memahami elektronika daya diperlukan pemahaman yang baik terhadap sistem tenagalistrik.
          Sistem Kontrol, aplikasi elektronika daya pada umumnya untuk melakukan pengontrolan aplikasi di industri. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang baik terhadap teknik dan sistem kontrol berbagai peralatan yang digunakan di industri. Contoh pengaturan yang paling sering ditemui adalah pengaturan kecepatan putar motor listrik, pengaturan torsi motor listrik, pengaturan kecepatan aliran (flow) minyak, gas, pengaturan temperature, pengaturan tekanan, pengaturan kecepatan conveyor, pengaturan gerakan peralatan di industri dan pengaturan-pengaturan parameter lainnya.
          Sistem komputer aplikasi industri sekarang ini kebanyakan sudah terintegrasi dengan sistem komputer. Untuk melakukan pengaturan berbagai peralatan di industri dilakukan secara remote dan hasilnya dapat dimonitor dengan tampilan yang terintegrasi dengan database yang dioleh dalam komputer.
2. Konversi Daya
Ada empat tipe konversi daya atau ada empat jenis pemanfatan energi yang berbeda-beda, yaitu penyearah, DC chopper, inverter, dan AC-AC konverter.
1.  Penyearah: berfungsi menyearahkan listrik arus bolak-balik menjadi listrik arus searah.
2.  DC Choper: dikenal juga dengan istilah DC-DC konverter. Listrik arus searah diubah dalam menjadi arus searah dengan besaran yang berbeda.
3.  Inverter: yaitu mengubah listrik arus searah menjadi listrik arus bolakbalik pada tegangan dan frekuensi yang dapat diatur.
4.  AC-AC Konverter: yaitu mengubah energi listrik arus bolak-balik dengan tegangan dan frekuensi tertentu menjadi arus bolak-balik dengan tegangan dan frekuensi yang lain. Ada dua jenis konverter AC, yaitu pengatur tegangan AC (tegangan berubah,frekuensi konstan) dan cycloconverter (tegangan dan frekuensi dapat diatur).
3. Komponen Elektronika Daya
a. Dioda
yfu
b. Transistor
guyif
c. Thyristor
tsys
d. IGBT ( Insulated Gate Bipolar Transistor)
ydfutd
4. Aplikasi Elektronika Daya
Aplikasi dari elektronika daya misalnya sebagai pengendali tegangan AC, pengendalian dimer,dan aplikasi IGBT untuk inverter .
1.  Pengendali Tegangan AC
Teknik pengontrolan fasa memberikan kemudahan dalam sistem pengendalian AC. Pengendali tegangan saluran AC digunakan untuk mengubah-ubah harga rms tegangan AC yang dicatukan ke beban dengan menggunakan Thyristor sebagai sakelar. Penggunaan alat ini antara lain, meliputi:
– Kontrol penerangan 290
– Kontrol alat-alat pemanas
– Kontrol kecepatan motor induksi
2.  Pengendalian Dimer
Pengendalian yang bisa dilakukan dengan menggunakan metoda ini hanya terbatas pada beban fasa satu saja. Untuk beban yang lebih besar,metode pengendalian, kemudian dikembangkan lagi menggunakan sistem fasa tiga, baik yang setengah gelombang maupun gelombang penuh (rangkaian jembatan).
3.  Aplikasi IGBT untuk Konverter
Rangkaian Cycloconverter di mana tegangan AC 3 phasa disearahkan menjadi tegangan DC oleh enam buah Diode. Selanjutnya sembilan buah IGBT membentuk konfigurasi yang akan menghasilkan tegangan AC 3 phasa dengan tegangan dan frekuensi yang dapat diatur, dengan mengatur waktu ON oleh generator PWM. Rangkaian VVVF ini dipakai pada KRL merk HOLEC di Jabotabek.

DAFTAR PUSTAKA
Petruzella, Frank D.1996.Industrial Electronics.United States : Glencoe
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%20Elektronika%20Daya.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Muhamad%20Ali,%20ST.,M.T./Artikel%20Penelitian%20Fakultas.pdf

Perbedaan Arus, Tegangan, Hambatan dan Daya


  • Arus

Aliran–aliran muatan listrik dalam suatu penghantar disebut arus listrik. Arus listrik mengalir karena adanya beda potensial. Arah arus listrik ialah dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik ada 2 macam, yaitu:
1. Arus searah (Direct Current = DC)
2. Arus bolak-balik (Alternating Current = AC)
Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap detik dalam suatu penghantar. Satuan kuat arus ialah coulomb/detik atau ampere.
Pengukuran kuat arus dilakukan dengan menggunakan Amperemeter yang disambung seri dengan salah satu penghantar. Menurut hukum Kirchhoff–I : jumlah arus dalam suatu titik cabang sama dengan jumlah arus yang meninggalkannya atau ditulis dengan persamaan :

I = I1 + I2 + I3
  •  Tegangan
Karena adanya gaya tolak–menolak antara muatan sejenis, maka dalam benda yang bermuatan listrik terdapat suatu tegangan listrik yang berusaha menjauhkan letak antar muatan. Tegangan ini disebut potensial listrik. Alat yang dapat mengadakan selisih potensial listrik disebut sumber tegangan. Sumber tegangan dapat memindahkan muatan listrik dari titik potensial tinggi ke titik potensial yang lebih rendah. Sumber tegangan yang menyebabkan energi sebesar 1 joule untuk setiap coulomb disebut mempunyai beda potensial 1 joule/coulomb atau 1 volt. Satuan potensial/tegangan listrik ialah volt (V) yang dapat diukur
dengan Voltmeter.
  • Hambatan

     Hambatan listrik suatu penghantar ialah hasil bagi beda potensial antara kedua ujung penghantar dengan kuat arus yang mengalir dalam penghantar itu.
Hukum Ohm :
R = V / I
Keterangan :
R = tahanan dalam satuan ohm
V = tegangan dalam satuan volt
I = arus dalam satuan ampere
Hambatan listrik suatu kawat penghantar sebanding dengan panjang kawat dan berbanding terbalik dengan diameter kawat, dimana :
R = ρ L / A 
Keterangan :
R = tahanan dalam satuan ohm
Rho (ρ) = tahanan jenis kawat, untuk tembaga
= 0.0175 ohm.mm2/m
L = panjang penghantar dalam meter
A = luas penampang penghantar dalam mm2 Hambatan listrik suatu penghantar dapat diukur dengan alat yang disebut Ohmmeter.
  • Daya Listrik
Daya listrik adalah besarnya usaha/energi dalam t detik. Besarnya energi listrik dalam joule yang dilepaskan oleh suatu sumber tegangan pada suatu penghantar yang mempunyai beda tegangan sebesar V dan kuat arus sebesar I selama t detik adalah :
W = V x I x t joule
Maka persamaan daya :
P = W/t atau P = V x I
Keterangan :
P = daya listrik dalam satuan watt
V = tegangan dalam satuan volt
I = kuat arus dalam satuan ampere
Pada arus searah (DC) besarnya P = V x I, sedangkan pada arus bolak–balik (AC) besarnya : P = V x I x cos O 
dimana cos O adalah faktor kerja yang besarnya antara 0,7–0,9